Makna Makanan Manis untuk Suguhan Lebaran
Ilustrasi kue lebaran. Foto: Shutterstock |
Kue kering mulai dari nastar, kastangel, putri salju, sagu keju --pokoknya yang manis-manis, pasti tak pernah absen di Hari Lebaran. Menyajikan makanan bercita rasa manis juga jadi tradisi di berbagai negara.
Di Turki, misalnya, mereka biasanya menyajikan dessert dengan sirup manis atau beraroma wangi, misalnya baklava dan güllaç, puding berlapis yang terbuat dari wafer tepung pati dan disiram dengan susu bercita rasa manis.
Ada juga sheer kurma yang biasa disajikan di Afghanistan. Sajian ini terdiri dari puding susu yang dipadukan dengan bihun, susu, kurma, dan cacahan kacang-kacangan.
Baklava Foto: Shutter Stock |
"Makanan manis melambangkan niat baik, nasib baik dan kebahagiaan, sehingga menjadikannya sebagai bagian dari perayaan keagamaan dan acara-acara gembira seperti pernikahan," jelasnya seperti dikutip dari TRT World.
Cita rasa manis ini selalu disajikan setidaknya satu kali tiap Ramadhan tiba, khususnya di wilayah Timur Tengah. Makanan dari Timur Tengah mampu membangkitkan ide spiritualitas, dalam bentuk referensi suci, atau sebagai bagian dari perayaan keagamaan seperti Idul Fitri.
Sheer kurma, makanan khas Idul Fitri dari Afghanistan Foto: Shutter Stock |
Seorang pujangga Muslim pada abad ke-13 bernama Rumi seringkali menggunakan kata helva --dalam bahasa Arab berarti makanan manis-- sebagai metafora untuk konsep religius.
Meski punya makna yang mendalam, namun jangan lupa untuk tetap mengerem konsumsi makanan manis saat Lebaran, supaya terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, ya!
Sumber : Kumparan