Menteri Agama, Gus Yaqut Lantik Rektor IAIN Kerinci
Dr H Aza'ari saat mengikuti Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah / janji jabatan Rektor IAIN Kerinci Kamis 4 Februari 2021 pukul 14.00. (064) |
KERINCIEXPOSE.COM - Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas melantik rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Dr. H. Asa’ari, M.Ag dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene. Pelantikan itu disaksikan sejumlah pejabat Kemenag termasuk Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani. Bahkan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi hadir bersama sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenag, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menag.
Dalam amanatnya, Menag tidak ingin ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif yang dilakukan pimpinan perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Kementerian Agama. “Saya tidak ingin ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif. Saya tidak mau itu. Sekali saya mendengar, saya akan copot jabatan saudara-saudari,” tegas Menag di Jakarta, Kamis (4/2).
Menag juga tidak ingin ada praktik pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan. “Saya tidak ingin lagi ada pembohongan-pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan, saya tidak ingin mendengar ada kasus-kasus plagiarisme di perguruan-peguruang tinggi khususnya di perguruan tinggi keagamaan, saya tidak mau mendengar itu,” tandasnya.
“Begitu saya mendengar hal seperti itu, saya akan minta pak Sekjen dan pak Dirjen mengevaluasi, karena anak buah salah, pasti pimpinannya harus ditunjuk hidung, jadi tanggung jawab kalau terjadi pratek-praktek seperti yang saya sampaikan tadi,” tegasnya.
“Saudara-saudari yang baru dilantik memiliki tanggung jawab penuh, tolong amanah ini dijaga dengan baik demi kemajuan perguruan tinggi yang saudara-saudari pimpin,” pinta Menag.
Menag juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi keagamaan diberi mandat oleh negara sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional di bawah pengelolaan Kementerian Agama.
Menurutnya, perguruan tinggi keagamaan harus menjadi mercusuar akhlak dan moral generasi bangsa sebagai calon pemimpin bangsa. Perguruan tinggi keagamaan harus berperan secara nyata dalam meningkatkan kualitas dakwah dan kualitas kehidupan beragama di tengah masyarakat.
“Untuk itu, dari lingkungan perguruan tinggi keagamaan diharapkan lahir ide-ide cemerlang dan konsep brilian untuk memperkuat pembangunan masyarakat religius dan moderasi beragama di Tanah Air kita,” ucap Menag.
Menag juga menggarisbawahi bahwa perhatian terhadap transformasi perguruan tinggi keagamaan menjadi institut dan universitas, tidak boleh mengalahkan perhatian terhadap pengembangan perguruan tinggi itu sendiri sebagai laboratorium pembangunan manusia yang berkarakter.
Sumber: keprinews.co.id