Kisah Serintik Hujan Panas dan Pohon Ancano di Merangin
Penulis : Edo Guntara (wartawan Jambiseru.com)
Salah satu desa di Kabupaten Merangin ini menyimpan kisah manusia harimau dan pohon tua Ancano bergetah merah darah. Kisah ini tersimpan di Desa Kungkai Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Dihimpun dari berbagai sumber, pohon kayu Ancano yang terletak di seberang Sungai Undang (Sebutan sungai Merangin dahulu) desa tersebut, konon mempunyai getah tidak seperti pohon kebanyakan.
Selain bewarna kemerahan seperti darah, menurut masyarakat setempat, getah Ancano (cairan pohon Ancano yang disadap) itu juga ampuh menyembuhkan penyakit campak atau penyakit cacar.
"Cerito (bahasa jambi untuk cerita, red) pohon ancano itu sudah ada sejak zaman kerajaan dulu, jauh sebelum zaman penjajahan Belando," ungkap seorang masyarakat setempat, Minggu (2/5/2021).
Ia lalu bercerita sejarah nama pohon Ancano itu.
Dahulu, ada orang sakti dari daerah Pasemah yang bergelar Serintik Hujan Panas, ke Mumpo pedukoh tinggi (Nama Pemukiman atau dusun pada jaman dahulu didesa Kungkai) kini bernama kawasan kelok pulai.
Kedatangan orang sakti itu bukan tanpa alasan, ia mengikuti sayembara di pedukohan tersebut. Dalam sayembara itu berbunyi, siapa saja yang bisa melompat melewati atap rumah panggung dengan membawa lesung (alat penumbuk padi tradisional), akan dijadikan menantu oleh Orang sakti di pedukohan itu yang bernama Datuk Endah (Rendah).
Dari sekian banyak peserta, hanya orang sakti yang bergelar Serintik Hujan Panas itulah yang bisa melompat dan melewati atap rumah panggung dengan membawa lesung tersebut.
Setelah sayembara itu usai, Serintik Hujan Panas pun resmi jadi menantunya Datuk Endah, dan dia juga berkebun di seberang pemukiman itu.
Kemudian, setelah berkeluarga, Serintik Hujan Panas di anugerahi beberapa putra putri. Ketika itu ia ke kebun dan berpesan kepada salah satu putrinya.
"Jika kamu ngantar nasi nanti ke kebun, jangan datang dari arah ujung pohon tumbang itu," kata orang sakti itu kepada putrinya.
Namun, putrinya itu tidak mengindahkan pesan ayahnya. Ia datang mengantar nasi dari arah yang dilarang ayahnya yang sedang bekerja membuat alat pembuka kulit padi (Kisar padi).
Setelah mendengar suara desar desir langkah kaki dari ujung pohon tumbang itu, Serintik Hujan Panas langsung berubah wujud menjadi harimau dan menerkam putrinya. Manusia harimau itu baru menyadari bahwa putrinya lah yang diterkamnya, dan itu membuat ia menyesal dan sedih.
Saking sedihnya, Orang Sakti itu kembali ke Pasemah untuk beberapa tahun. Namun ia memutuskan untuk kembali karena rindu dengan istrinya. Ia pulang membawa tongkat kayu dari kampung halamannya.
Mengingat kisah yang tragis itu, tongkat kayu yang dibawa serintik hujan panas dari kampung halamannya ditanam hingga tumbuh menjadi pohon Ancano.
Untuk diketahui, Pohon Ancano termasuk langka. Kabarnya hanya ada di Kungkai dan di Pasemah. Pernah ada warga mencoba merusak pohon itu kurang lebih satu abad lalu dengan cara menebang hingga tumbang, karena berniat membuka lahan untuk pertanian.
Akan tetapi dahan pohon Ancano yang menancap ke tanah itu tumbuh dan hidup hingga kini, namun warga setempat menjatuhkan sanksi atau denda adat berupa beras 20 gantang dan satu ekor kambing beserta selemak semanis.
Hingga saat ini, untuk mengenang nama Ancano itu, masyarakat setempat mengabadikan pohon itu menjadi nama Taman Kanak-kanak seperti TK Ancano dan nama klub Sepak bola antar desa Ancano FC.
Penelurusan Jambiseru.com, untuk menuju pohon misterius yang berukuran besar itu, butuh 30 menit berjalan kaki. Pohon berukuran empat lingkar tangan orang dewasa itu terlihat bekas sadapan getahnya untuk obat.(*)